Foto : David
Obsesi punya moge, Angga Lesmana tempuh jalur modifikasi CS1 dari bebek sport
jadi bebek jalanan alias atreet ‘duck’ fighter. "CS1 ini punya banyak
sejarah, jadi saat mimpi punya moge saya pilih modifikasi saja," dalih
Angga panggilan akrabnya.
Aliran SF khas keluarga Minor Fighter
(MF) dirasa paling pas supaya pamor bebek 125 cc ini terlihat layaknya
moge yang diidamkan. “Konsep SF yang diterapkan diserahkan semuanya ke
bengkel Din’s Bikes (DB). Intinya ‘Motor Aink Kumaha Modifikator’ lah.
Yang penting hasilnya sesuai konsep,” jelas Angga yang berprofesi
sebagai teknisi hardware di salah satu gerai handphone ini.
Kejar tampilan SF, struktur frame harus
banyak diubah. Tersisa hanya underbone pengikat engine CS1. “Sasis
belakang sudah disunat semua. Gantinya pipa besi diameter ½ inci,
dibikin knock down,” ujar Anas Choerudin, modifikator dari Din’s Bikes
(DB). Menutupi underbone asli, aksi kamuflase deltabox dipilih.
“Semua mulai dari tangki, buntut dan juga
deltabox dibikin dari fiberglass. Hindari getar berlebih dan bikin fiber
pecah, tebal serat kaca ini dibikin 5 mm. Tebal segitu sih pastinya
tahan getaran. Sedangkan untuk menyokong tangki dipakai pelat besi 6
mm,” detail Udin, panggilan modifikator satu ini.
Jurus yang paling jitu, saat kaki-kaki
dipilih. Biasanya limbah moge Jepang jadi pilihan, tapi kali ini limbah
motor Cina. “Selain harganya murah, tampilan pun enggak kalah garang
dengan limbah moge Jepang,” papar Angga yang jelasin upside down pake
Minerva 150 dan pelek Migelli 250. Kombinasi ini dirasa cukup
proposional dan bikin orang nyangka ini motor batangan tulen.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar