“Anak Pedagang Kaki Lima
Jadi Pengusaha Muda di Tanah Rantau”
Kehidupan itu ibarat roda yang berputar, kadang di bawah kadang pula di
atas. Berangkat dari kalimat itulah membuat Rahmat Latief Bialangi membentengi
dirinya untuk terus berusaha mengubah kehidupannya. Siapa sangka, anak dari
seorang pedagang kaki lima kini telah menjadi pengusaha muda dengan omset 1,5
miliyar dalam setahun. Simak kisahnya
berikut ini :
Rahmat Latief Bialangi (24),
pemilik Biro Perjalanan Wisata yang bernama “Andrasta Tour & Travel” yang
berkantor di Pinrang, Sulawesi Selatan lahir di sebuah Desa kecil di Limboto. Di
usianya yang masih muda, Rahmat berhasil menjadi seorang pengusaha muda di
rantau orang. Anak sulung dari empat bersaudara ini sejak kecil bercita-cita
ingin jadi seorang pengusaha. Sayangnya cita-cita mulia itu jadi bahan
olok-olok sebagian orang. Bukan tanpa alasan, hal ini dikarenakan Ia hanya anak
dari seorang pedagang kami lima. Sementara ibunya merupakan pegawai di
Kementerian Agama di Kabupaten Gorontalo. Olok-olokan itu tak membuatnya patah
arang.
Setelah tamat dari jenjang
Sekolah Menegah Atas di Pondok Pesantren Al Falah Limboto Barat, Rahmat
memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di luar daerah. Keputusan itu ternyata
tidak semudah yang dia bayangkan. Bapaknya menentang keras niatnya. Bukan tanpa
alasan, penghasilan orangtuanya yang pas-pasan menjadi biang permasalahannya.
Apalagi adik-adiknya yang masih duduk di bangku sekolah juga butuh biaya. Anak
yang pernah Juara I lomba pidato Bahasa Inggris tingkat MA se Provinsi
Gorontalo tahun 2005 itu tak lantas putus asa. Ia berusaha meyakinkan kedua
orangtuanya dan akhirnya orangtuanya pun luluh. Ia pun melanjutkan pendidikan
di Kota Makassar, tepatnya di Universitas Muslim Indonesia.
Hidup di rantau orang ternyata
tidak mudah. Berbagai rintangan yang harus dihadapi. Berbekal cita-cita yang
tertanam dalam hati, Rahmat tak pernah mengeluh meski harus jalan kaki setiap
hari ke kampus. Di Kota Makassar, Ia bertemu dengan teman-teman yang berasal
dari Gorontalo. Berbeda dengan Rahmat, sebagian mereka punya fasilitas lengkap,
dari kost yang nyaman, ada tv, meja belajar, hingga falitas sepeda motor. Meski
demikian Ia tidak minder, karena ia yakin semua akan indah pada waktunya selagi
berusaha. Dengan penuh kesabaran Ia melewati getirnya hidup sendiri di tanah
rantau. Cucuran keringat yang membasahi bajunya dikala panasnya matahari
membuatnya tambah bersemangat.
Seiring berjalannya waktu, Rahmat
berinisiatif mencari kerja sampingan dengan tujuan agar bisa meringankan beban
orangtuanya. Lagi-lagi niatnya tersebut malah dijadikan bahan tertawaan
teman-temannya. Namun ia tak
mengindahkan tertawaan itu. Baginya itu ibarat api yang membakar semangatnya.
Alhasil pemuda kelahiran 28 Maret 1989 ini pun diterima sebagai Wartawan bagian
pendidikan di Harian Fajar Makassar.
Sejak bergabung di Fajar, Ia
mengaku banyak mendapatkan pengalaman yang luar biasa. Diantaranya, bisa
bergaul dengan para pejabat Kota Makassar bahkan pejabat Provinsi Sulsel. Tak
hanya itu, dengan mudahnya ia bisa bertemu dan bercanda ria dengan para artis
Indonesia. Pengalaman yang tidak pernah terbayang sebelumnya. Di tengah
kesibukkannya, pemuda yang pernah mewakili Provinsi Sulsel di Jambore
Penganugerahan Pemuda Berprestasi 2010 di Jawa Barat ini juga aktif dibeberapa
organisasi kepemudaan diantaranya sebagai Pengurus KNPI Provinsi Sulsel periode
2010-2013 dan HIPMI Pinrang. Satu hal
yang paling ia syukuri adalah saat ia menyelesaikan studi sarjananya dalam kurun
waktu tiga tahun empat bulan dengan predikat cumlaude.
Setelah meraih gelar sarjana,
Rahmat menyudahi karirnya di dunia jurnalistik, dan beralih ke perbankan.
Kebetulan Ia diterima di salah satu Bank dan di tempatkan di Pinrang, Sulawesi
Selatan. Namun baru enam bulan berkiprah di perbankkan, Ia mulai bosan dengan
rutinitas yang Ia jalani. Dari sinilah cikal-bakal Rahmat menjadi seorang
pengusaha. Kebosanannya kerja di Bank, membawa Ia melihat peluang untuk
berbisnis travelling. Ia pun nekat resign dari Bank dan membuka usaha Biro Perjalanan
Wisata yang diberi nama “Andrasta Tour & Travel “. Sepak terjangnya di
bisnis travelling masih tergolong muda. Namun demikian usaha yang Ia geluti
mulai membuahkan hasil yang mengejutkan. Walaupun baru berdiri satu tahun, Ia
berhasil meraup omset yang fantastis sebanyak 1,5 milyar rupiah. Predikat
pengusaha muda yang melekat pada dirinya, tak lantas membuatnya sombong. Rahmat
tetap menjadi pribadi yang rendah hati.*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar